Friday 23 October 2015

Anak Pungut

Goon dan Eryn dipertemukan lewat foto. Sekian bertahun-tahun menikah tak mempunyai buah hati. Usia Goon yang mencapai lima puluh tahun dan Eryn mendekati empat puluh tahun. Mereka berulang kali ke dokter sekadar check up.
Eryn memungut seorang bocah perempuan yang berusia tak lebih dari setahun. Setelah berbincang dengan suaminya, membuka pikirannya yang tak hendak memungut anak dari orang lain.
Yong, adik ipar Eryn, senantiasa pagi-pagi sebelum berangkat bekerja dia membawa anak kecil itu pergi beli sarapan pagi dengan kendaraan motor. Kemanapun Yong pergi bawa kendaraan roda dua Vivin selalu ingin ikut. Pergi kerja, ambil air minum, beli makanan malam. Yong turuti keinginan bocah itu dengan keliling rumah sebentar. Lalu Vivin-nama anak kecil itu- turun dengan senang. Ia tak meronta merengek-rengek meminta pergi lagi kemanapun Yong pergi.
Tak seperti anak kecil umumnya.
Memakai senjata tangis keras yang meluluhkan hati seseorang.
Vivin beranjak besar.
Ibunya melihat sudah tiba anaknya belajar. Maka ia belikan buku tulis, peralatan belajar untuk Vivin.
Suatu pagi ayah Vivin memarahinya. Gara-gara ulahnya yang mencoret-coret di dinding. Memacu ayahnya naik darah.
Katanya, “Sudah berapa kali aku kasih tahu kamu. Jangan coret-coret di situ!” bersuara kencang dari biasanya. Ia sakit gondok. Suami Eryn mudah marah.
Vivin pun menangis layaknya seorang anak yang seketika dimarahi oleh ayahnya.
***
Suatu ketika Eryn duduk di depan Yong. Dia asyik menonton drama Korea. Yong perhatikan kepala bagian belakang Eryn. Eryn mengintip Yong sedang menatapnya di layar hitam TV di depan Eryn.
Ibu Pengganti

Di luar sana banyak yang menginginkan anak dalam keluarga.
Ini kisah nyata.
Sebuah negeri maju, kaya, dan modern. Sepasang suami istri dari warga itu mencari seseorang yang bisa melahirkan seorang anak untuk keluarga menengah ini. Hari itu pun datang dengan dilahirkannya dua orang anak kembar.
Satu laki-laki. Satu perempuan.
Sayang bayi laki-laki itu lahir dalam keadaan tidak baik. Ia diketahui oleh dokter, bayi itu mengalami gangguan.
Jadi ibu yang melahirkan bayi itu menjaganya. Keluarga itu tak mengambil alih bayi laki-laki itu.
Ibu yang melahirkan bayi laki-laki adalah seorang ibu pengganti. Ia yang melahirkan bayi itu.
Daniel. Namanya.
Dia putih, tampan. Bayi mungil yang mengikuti garis keturunan dari pihak ayahnya.
Ibu pengganti itu mengendongnya ke atas. Daniel sungguh menyukai bila ia terangkat ke atas udara. Tertawa girang.
Dia tampak jauh lebih menggemaskan dari apa yang telah dia derita sekarang.

Ibu pengganti itu akan menggunakan uang untuk membiayai kebutuhan berobat bayinya. Meski ia rela menjadi ibu pengganti hanya demi memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri.



No comments:

Post a Comment