Wednesday 28 October 2015

Sosial Network

Social Network
Mulanya iseng-iseng di garasi dengan laptop. Pemilik rambut keriting itu penasaran dengan apa yang diperbuat oleh para temannya. Dia ingin mengetahui aktivitas mereka.

Bersama teman kuliah, dia membuat sebuah aplikasi yang dapat terhubung dengan temannya.
Maka diciptalah sebuah flatform social network. Aplikasi yang sederhana. Dia tak menyangka akan mendapat respon yang luar biasa dan membuat dia kaya raya. Perusahaannya terdaftar di bursa saham dan melesat tinggi ketika go public. Di samping keberhasilannya, dia tetap seseorang yang tampil biasa dalam kesederhanaan dalam lingkungan kerja.

Mengenal Jejaring Sosial
“Ibu, bagaimana Eugine mengenal jejaring sosial?” begitu pertanyaan seorang anchor televisi melakukan wawancara eksklusif dengan seorang ibu dari anak remaja. Masih duduk di bangku SMP.
“Eugene tak tahu apa itu jejaring sosial. Saya yang ajarin anak saya.”
“Mengapa, Bu?”
Wacana pemberitaan sedang ramai di TV. Hampir bersamaan di antara satu channel ke channel lain.
Seorang ABG hilang.
Sekarang Ibu anak itu diwawancara oleh jurnalis, Linda, secara eksklusif.
“Apakah ibu tak tahu anak ibu hilang?”
“Tidak tahu.”
“Lalu ibu tahu kabar anak ibu dimana?”
“Nonton TV.”
“OK. Apakah anak ibu pamitan dengan ibu?”
“Tidak.”
“Apakah tak ada firasat terhadap anak ibu atau sikapnya ganjil pada belakangan ini.”
Beberapa minggu ini, media cetak, media massa ramai dengan masalah anak dibawah umur yang hilang. Dibawa oleh seseorang tak dikenal, jauh dari lokasi tempat anak itu tinggal. Seseorang yang belum dia kenal betul dan berkenalan di dunia maya.
“Saya menyesal kenalkan F** ke anak saya. Kalau bisa diputar balik, saya lebih memilih dia tak mengenal F**.”
“Tapi saya sekarang saya akan menjaga anak saya walau bagaimananpun keadaan dia sekarang.”

Di Timur
Seorang karyawan swasta dituduh dan dilaporkan ke polisi. Dia kedapatan istri Bos berselingkuh dengan atasannya.
Si istri membuka akun F** di smartphone milik sang suami. Diam-diam kala si suami terlelap. Di situ, dia mengecek suaminya ber-chatting dengan seseorang.
Ujung-ujungnya karyawan itu sadar jika dia nge-chat dengan istri Bos. Pertikaian verbal dengan sengit pun tak terelakkan.
Cuma mereka berdua yang tahu.
Esok pagi, begitu buka mata. Si karyawan masih ingat kejadian semalam dan terbawa emosi. Dia update status dengan ditujukan ke istri walau dengan nama samaran. Dia iseng-iseng.
Dituding mencemarkan nama baik. Dia tak terima penghinaan di jejaring sosial yang dilihat banyak orang. Dia melawan dan digiring ke ranah hukum.
Sehingga si karyawan diminta memasang iklan permintaan maaf di koran pagi. Salah satu koran terbesar.
Karyawan itu menjalani hukuman dan didenda.

Di Barat
Seorang karyawan lagi pergi berlibur dengan keluarga kecilnya di kota yang paling indah. Natural. Banyak hewan-hewan liar. Dia sangat menikmati liburan itu.
Sepulang dari liburan. Ia mendapatkan surat pemecatan dari atasan. Bahwa dia telah bertindak tak sepantasnya dalam nge-tweet di jejaring sosial miliknya.
Memantik reaksi para netizen.

After 27 Years
Di ujung Barat dan Timur ada jejaring sosial menghubungkan kedua keluarga selama puluhan tahun berpisah.
Adik ayahku yaitu pamanku pindah ke belahan Barat dengan naik kapal dagang diam-diam menyusup di sebuah kota. Ayahku dan adiknya berpisah.
Aku tahu dari nama belakang dari Karen Sidoarto. Lalu aku baca di situ profil dia dengan saudara-saudarinya. Dari situ aku bisa melacak keberadaan keluarga adik ayahku.
Aku berusaha mengirim pesan di jejaring sosial ke inbox-nya. Dia membalasku dengan mengajakku ber-email. Katanya lebih terjaga kerahasiaan dan gampang untuk berkomunikasi.
Kami tukar-menukar foto.
“Setelah 27 tahun,” kuterjemahkan ucapan sepupuku kepada ayahku.
Pamanku beserta anak-anaknya berkulit putih berkumpul bersama di satu bingkai foto. Untuk dipajang di sudut meja kecil.
Di ruang tamu.

Profil: Pacaran
Orang tua Shinta kunjungi ke rumah Ayi-nya. Anak perempuan tante dari pihak ibu Shinta mengawali obrolan saat menyinggung Shinta tak ikut. Saat dia tahu Shinta pergi bersama teman-temannya kunjungi rumah teman sekelas dalam perayaan hari Imlek.
“Ce, Shinta sudah punya pacar, yah?”
“Hah! Belum. Kenapa kamu bicara begitu?”
“Aku kan sudah add dia. Di profil jejaring sosialnya, status dia pacaran.”
“Ma, Mama tahu pacarnya siapa?”
“Gak tahu, Pa.”
“Lho?”


No comments:

Post a Comment