Monday 2 July 2012

Misteri Pertama

  
“Kejadian aneh dan baru dialami dalam hidup Mia.”

Sinar matahari mengintip di balik awan mendung menerobos hingga ke jendela kamar, membuat sekeliling kamar menjadi sedikit terang dan menjadi silau bagi mataku walaupun masih dalam terpejam. Aku merasakan ada seseorang telah masuk ke dalam kamarku. Mataku sedikit terbuka dan menoleh ke kiri, samar-samar ku melihat dia adalah Abe yaitu kakak laki-lakiku sendiri yang lagi sedang berjalan menuju ke jendela dan melihat keluar dari jendela. Entah apa yang dilihatnya, apakah banjir yang airnya sudah mencapai setinggi mana, setengah meter atau berapa meterkah? Atau memperhatikan hal lain di luar sana. Karena tadi malam hujan menguyur kota kecil ini dengan kepadatan orang-orang terus bertambah menumpuk tinggal di kota dan lagi berdiri di sebuah pulau kecil pula melawan laut ataupun ombak samudra yang terbentang luas, tak bisa di perkirakan berapa luasnya laut itu.
Tiba-tiba saja aku merasakan seseorang duduk di samping spring bedku, benar-benar badan orang yang lagi menghempaskan tubuhnya disisi tempatku berbaring atau sepertinya bokong orang tersebut menindihkan per-per yang ada didalam spring bed menjadi turun ke bawah. Dan aku pun menoleh ke samping kiri dengan mata terbuka. “ Tak ada orang,” dalam hatiku. Ternyata Abe sudah keluar dari kamar. Kumembalikkan badan seperti semula dan kembali untuk tidur lagi.
Kedua kalinya lagi ku merasakan seseorang tidur di samping ku dengan sebuah guling yang besar dipelukkannya. Dia sedang berbaring di sebelahku. Aku menbalikkan badan tapi Tidak Bisa. Mencoba balik lagi, tetap juga tidak bisa.
 “Ada apa ini? Kenapa badanku terasa keras, tak bisa membalikkan badan, maupun menoleh ke samping, bagaikan dikurung atau dibungkus seperti badan aku lagi ditahan tanpa seorangpun memegangku?” pikirku.
Aku berusaha berontak atau melawan untuk menoleh tapi masih tetap tidak bisa. Heran. Aku diam sejenak.
 Kenapa badanku keras? Kaku, tidak bisa menggerakkan badan sedikitpun. Aku kok merasa ada seorang sosok yang tidak beres alias aneh sedang bersama denganku.
Apakah aku harus menyerah?
Tidak.
Ya, tentu saja TIDAK.
Aku tidak boleh patuh dan terdiam hanya karena merasakan sosok aneh itu atau bisa saja disebut iblis. Whatever.
Apakah aku kerasukan?
Aku teringat pada kakak lelakiku.” Brother, tolong aku ….!!!” teriak dalam batinku. Aku terus berusaha untuk membuka mata. Aku harus keluar dari sini. Mengapa aku mengalami hal seperti ini? Aku harus ingat pada Tuhan. Aku tidak mau terpuruk, tak mau merasakan kejadian yang seperti begini. Aku tak ingin mengikuti arus “mereka”.
Lalu ada suara datang dari hati menyatakan, “Coba bangun. Dan buka matamu pelan-pelan.” Aku mencoba untuk membuka mata. Pelan-pelan terbuka. Aku melihat buku, dan barang-barang lainnya yang memang sudah lama berada di dalam kamar tidur masih berada tepat dihadapanku. “Ah… syukurlah! Aku telah kembali seperti semula.”
Sungguh menegangkan!

No comments:

Post a Comment