Enam
jam menyongsong tahun baru 2013. Langit baru. Awan hitam putih menghiasi
langit. Seorang pemuda mengemudi kendaraan Avanza berwarna silver meluncur
puluhan kilometer. Mobil itu hadiah paling berkesan dari panutannya, sang ayah.
Pada saat ulang tahunnya ke tujuh belas.
Pikirannya
mengingat peristiwa indah bersama teman-teman. Hatinya terhibur. Mereka bergelak
tawa. Berkumpul mengadakan pesta kecil namun heboh. Ia mengedip-kedipkan mata.
Tahu-tahu suara keras.
Bruakk…
menghantam bamper mobil sisi kiri.
Apa yang baru kulakukan?
Suara
itu membangunkan dirinya. Dua orang terkapar di trotoar. Berlumuran darah. Para
saksi mata saling berbisik.
“Mobil
itu seruduk dua wanita. Mereka jalan kaki di trotoar.”
“Mereka
hanya pengguna jalan.”
“Kenapa
bisa?”
“Bagaimana?”
“Mobilnya
tiba-tiba belok ke kiri.”
“Iya.
Laju lagi.”
Pemuda
itu keluar terhuyung-huyung dan menghampiri korban.
***
Belakangan,
pihak berwajib menguji kadar air seni miliknya di laboratorium. Polisi
mengetahui kadar alkohol dalam tubuhnya tinggi. Mereka menciumi bau alkohol
keluar dalam mulutnya. Pemuda itu mangaku, ia baru pulang dari rumah temannya.
“Kamu
bikin apa di rumah teman?”
“Kami
ngadakan pesta malam tahun baru, Pak.”
“Dari
jam berapa dan sampai selesai? Kapan?”
“Sebelas
malam sampai dini hari.”
“Kamu
ingat dini hari, jam berapa saat itu?”
“Mungkin
sekitar jam dua.”
“Jadi
kamu tidak tidur?”
“Iya.”
“Kamu
sama sekali tidak tidur.”
“Mungkin
ada 2-3 jam.”
“Jam
berapa kamu pulang?”
“Jam
5 pagi.”
“Kamu
tahu kejadiannya jam berapa?”
“Tidak
tahu,Pak.”
“Kamu
minum alkohol?”
Sesampai
berita ini terdengar ke telinga keluarga si pemuda itu, sang ayah, konglemerat
datang sempoyongan bersama pengacaranya ke kantor polisi. Ia sendiri belum
pernah menginjakkan kaki ke dalam kantor polisi. Paling ia menyuruh suruhan
untuk mengurus hal-hal sepele. Taklah sampai begini ia harus tangan sendiri.
Sehari
berikutnya, sang ayah menyambangi ke rumah korban kecelakaaan yang tertabrak
oleh anaknya. Ia datang meminta maaf dan membawa buah-buahan.
Mungkin
melihat ketulusan sang ayah dan ia berjanji akan mengganti semua tanggungan
biaya pengobatan. Mereka tak mau menuntut. Kalaupun menuntut akan memerlukan
uang banyak. Mereka sudah ikhlas.
Masa
tahanan sudah 2 minggu.
Si
pejabat mengirim anaknya ke luar negeri. Menyekolahkan dia di perguruan yang
terkenal.
*
No comments:
Post a Comment