Istri: (Mira, berusia 28 tahun membuka pintu kamar tidur) Baru pulang, MasAbot?
Suami:
(Ia angguk kepala)
Istri: Mas belum masuk tidur?
Suami:
(Di tangannya pegang sebuah
gadget, hanya diam.)
Istri: Mas Abot!
Suami: (kedua jempolnya sibuk memencet
keypad Blackberry)
Istri: Mas! Kamu dengar aku gak?
Suami: (suaranya lirih) Apa?
Istri: Mas gak dengar tadi kan?
Suami: Apa yang kau bilang?
Istri: (kesal) Gak jadi. Kamu
BBM sama siapa?
Suami: Teman kerjaku.
Istri: Siapa?
Suami: Dody.
Istri: (mulai marah) Bohong! Pasti perempuan kan?
Suami: (Berpaling ke istrinya) Astaga! Dody, teman kerjaku. Masak lupa?
Istri: ( berjalan mendekati ruang tamu) Beberapa minggu ini, kau sibuk sama BB-mu. Aku jadi
curiga sama kau. Tiap malam, kadang kau senyum-senyum sendiri. Kau selingkuh dariku. (Suaranya meninggi) Iya, kan?
Suami:
(Abot menengadah ke atas) Gak
ada.
Istri: Ahhh... Bohong.
Suami: Aku BBM-an sama Dody, yang pernah
bawa kita travelling ke Labuan Bajo?
Dalam hatinya berkobar api amarah, Ia tak mampu menahan emosi. Memandang tajam pada suaminya. Ia mencoba merampas
BB dari genggaman suamiya.
Suami: (kaget karena tanpa ia duga. Namun Abot sigap. Segera ia berdiri. Bagaimanapun
seberapa kuatnya dia, bila posisinya tak mendukung akan goyah)
Suami: (mempertahankan BB-nya) Mira, kenapa
kau? Ok. Kuperlihatkan BBM-ku. Jika masih tak percaya.
Mira menambah satu tangannya lagi. Ia menarik BB itu.
Istri: Enggak!
Suami: Lepas, Mira!
Keduanya
saling tarik-menarik merebut BB.
Suami: Kau mau ngapain
BB-ku? Sini!
Istri: (menggeleng-geleng kepala) Tidak. Pria mxxxxx!
Suami Apa kau bilang?
Mira berusaha menahan
BB dalam genggamannya.
Istri: Apa? Salah? Pernikahanku
dulu dengan Rama, ada Widy. Kita sudah 1 tahun, Mas Abot. Belum lagi punya anak. Kalau bukan kamu mxxxxx. Apa lagi?
Suami: Mira! (Suaminya naik
darah) Tolong hentikan
omong kosongmu!
Istri: Laki-laki mxxxxx cari perempuan
luar.
Suami: Coba kau bilang lagi!
Istri: (pekik istrinya) Suamiku manxxx!
Suami: Keterlaluan kau!!!
Tangan kanan Abot menarik ke belakang diikuti badan
istrinya. Maka lengan kekarnya mendorong bahu istrinya. Sekuat tenaga.
Istrinya terhuyung ke belakang. Ia oleng, lehernya terhantuk pada meja
kaca ruang tamu. Praaang…
Leher kirinya tersayat
oleh pecahan kaca meja. Lumuran darah segar mengucur deras. Merembes di lantai keramik.
Suami
kalut, bingung. Ia mengacak rambut. Berlutut di
samping tubuh istrinya. Menekan aliran darah di leher istrinya. Katup
jantungnya berdetak kencang, memompa berkali-kali lipat dari hitungan normal. Ia tak tahu mesti berbuat apa. Pikirannya
belum jernih. Hanya terdiam sejenak.
Suami: (berlari keluar menghampiri petugas sekuriti sambil
teriak) Tolong!
Tolong, Pak Satpam!
Petugas Sekuriti:
Ada apa?
Suami: Tolong ke rumah saya!
Setiba di ambang pintu, Matanya membelalak lebar. Istri
Abot tergeletak bersimbah darah.
Petugas Sekuriti:
Ya Tuhan!!!
Dua lelaki itu mencoba menghubungi rumah sakit dan
klinik terdekat. Mendatangkan mobil ambulans. Namun, lembaga kesehatan itu tak
dapat menyanggupi.
Apa daya, hingga sang istri meneteskan darah-darah
terakhir.
Warga setempat mulai mengerumuni depan rumah Abot.
Tidur lelap mereka terganggu dengan teriakan bantuan dari Toni.
Tak lama kemudian, petugas polisi dan tim identifikasi
Polrestabes Surabaya untuk mengolah tempat kejadian perkara. Setelah itu
menginterogasi tetangga Abot.
Petugas Polisi (mengeluarkan buku catatan kecil di saku) Kapan suami istri ini tinggal di
sini?
Pemilik Rumah:
15 Maret. Kontrak dua tahun saja. Tapi baru bayar setahun. Saya kaget sekali, Pak.
Petugas Polisi:
(sambil menulis di buku kecil) Bagaimana hubungan pasutri?
Tetangga 1:
Mereka tuh gak pernah berkumpul dengan kami. Selama tinggal di sini.
Tetangga 2:
Menurutku suami istri itu harmonis kok.
Tetangga 2:
(berpikir seketika) Aku gak pernah dengar keduanya bercekcok. Berangkat kerja
selalu barengan.
Tetangga 3:
Iya. Lihat mereka di saat-saat jam berangkat kerja pukul 07.00 dan pulang jelang malam.
Petugas Polisi:
Siapa yang kerja, apakah istri juga pergi bekerja?
Tetangga 3:
Suami istri, Pak.
Pukul 02.00, jenazah korban dibawa ke Instalasi
Forensik RSUD dr. Soetomo. Suami korban di giring ke kantor polisi.
Di kantor Satreskrim Polrestabes, Dody menjenguk teman
kerjanya. Ia sekaligus diminta kesaksian.
Petugas Polisi 2:
Apakah Anda yang berkomunikasi lewat BBM dengan Abot.
Teman Kerja Abot: Saya memang
ada BBM dengan Abot semalam.
Teman Kerja Abot: Saya tidak
menduga dengan kejadian seperti ini. Hubungan mereka akur saja. Tak punya
masalah setahu saya. Terakhir BBM-an, saya tak melihat dia dalam masalah.
Pada pertemuan Abot dengan Dody di sel.
Dody:
Aku tak menduga dengan peristiwa ini. Sampai sekarang sulit kupercaya.
Abot:
Aku menyesal. Apa yang telah kuperbuat.
No comments:
Post a Comment