Social Network
Mulanya
iseng-iseng di garasi dengan laptop. Pemilik rambut keriting itu penasaran dengan
apa yang diperbuat oleh para temannya. Dia ingin mengetahui aktivitas mereka.
Bersama
teman kuliah, dia membuat sebuah aplikasi yang dapat terhubung dengan temannya.
Maka
diciptalah sebuah flatform social network.
Aplikasi yang sederhana. Dia tak menyangka akan mendapat respon yang luar biasa
dan membuat dia kaya raya. Perusahaannya terdaftar di bursa saham dan melesat
tinggi ketika go public. Di samping
keberhasilannya, dia tetap seseorang yang tampil biasa dalam kesederhanaan
dalam lingkungan kerja.
Mengenal Jejaring Sosial
“Ibu,
bagaimana Eugine mengenal jejaring sosial?” begitu pertanyaan seorang anchor televisi melakukan wawancara
eksklusif dengan seorang ibu dari anak remaja. Masih duduk di bangku SMP.
“Eugene
tak tahu apa itu jejaring sosial. Saya yang ajarin anak saya.”
“Mengapa,
Bu?”
Wacana
pemberitaan sedang ramai di TV. Hampir bersamaan di antara satu channel ke channel lain.
Seorang ABG hilang.
Sekarang Ibu anak itu diwawancara oleh jurnalis, Linda,
secara eksklusif.
“Apakah
ibu tak tahu anak ibu hilang?”
“Tidak
tahu.”
“Lalu
ibu tahu kabar anak ibu dimana?”
“Nonton
TV.”
“OK.
Apakah anak ibu pamitan dengan ibu?”
“Tidak.”
“Apakah
tak ada firasat terhadap anak ibu atau sikapnya ganjil pada belakangan ini.”
Beberapa minggu ini, media cetak, media massa ramai
dengan masalah anak dibawah umur yang hilang. Dibawa oleh seseorang tak
dikenal, jauh dari lokasi tempat anak itu tinggal. Seseorang
yang belum dia kenal betul dan berkenalan di dunia maya.
“Saya
menyesal kenalkan F** ke anak saya. Kalau bisa diputar balik, saya lebih memilih dia tak mengenal F**.”
“Tapi saya sekarang saya akan menjaga anak saya walau
bagaimananpun keadaan dia sekarang.”
Di
Timur
Seorang
karyawan swasta dituduh dan dilaporkan ke polisi. Dia kedapatan istri Bos berselingkuh
dengan atasannya.
Si
istri membuka akun F** di smartphone milik
sang suami. Diam-diam kala si
suami terlelap. Di situ, dia mengecek suaminya ber-chatting dengan seseorang.
Ujung-ujungnya karyawan itu sadar jika dia nge-chat dengan istri Bos. Pertikaian
verbal dengan sengit pun tak terelakkan.
Cuma
mereka berdua yang tahu.
Esok pagi, begitu buka mata. Si karyawan masih ingat
kejadian semalam dan terbawa emosi. Dia update status dengan ditujukan ke istri
walau dengan nama samaran. Dia iseng-iseng.
Dituding
mencemarkan nama baik. Dia tak terima penghinaan di jejaring sosial yang
dilihat banyak orang. Dia melawan dan digiring ke ranah hukum.
Sehingga
si karyawan diminta memasang iklan permintaan maaf di koran pagi. Salah satu
koran terbesar.
Karyawan
itu menjalani hukuman dan didenda.
Di
Barat
Seorang
karyawan lagi pergi berlibur dengan keluarga kecilnya di kota yang paling
indah. Natural. Banyak hewan-hewan liar. Dia sangat menikmati liburan itu.
Sepulang dari liburan. Ia mendapatkan surat pemecatan
dari atasan. Bahwa dia telah bertindak tak sepantasnya dalam nge-tweet di jejaring sosial miliknya.
Memantik
reaksi para netizen.
After
27 Years
Di
ujung Barat dan Timur ada jejaring sosial menghubungkan kedua keluarga selama
puluhan tahun berpisah.
Adik
ayahku yaitu pamanku pindah ke belahan Barat dengan naik kapal dagang diam-diam
menyusup di sebuah kota. Ayahku dan adiknya berpisah.
Aku
tahu dari nama belakang dari Karen Sidoarto. Lalu aku baca di situ profil dia dengan
saudara-saudarinya. Dari situ aku bisa melacak keberadaan keluarga adik ayahku.
Aku berusaha mengirim pesan di jejaring sosial ke inbox-nya. Dia membalasku dengan mengajakku
ber-email. Katanya lebih terjaga
kerahasiaan dan gampang untuk berkomunikasi.
Kami tukar-menukar foto.
“Setelah 27 tahun,” kuterjemahkan ucapan sepupuku
kepada ayahku.
Pamanku beserta anak-anaknya berkulit putih berkumpul
bersama di satu bingkai foto. Untuk dipajang di sudut meja kecil.
Di ruang tamu.
Profil:
Pacaran
Orang
tua Shinta kunjungi ke rumah Ayi-nya. Anak perempuan tante dari pihak ibu
Shinta mengawali obrolan saat menyinggung Shinta tak ikut. Saat dia tahu Shinta
pergi bersama teman-temannya kunjungi rumah teman sekelas dalam perayaan hari
Imlek.
“Ce,
Shinta sudah punya pacar, yah?”
“Hah! Belum. Kenapa kamu bicara begitu?”
“Aku
kan sudah add dia. Di profil jejaring sosialnya, status dia pacaran.”
“Ma, Mama tahu pacarnya siapa?”
“Gak
tahu, Pa.”
“Lho?”
No comments:
Post a Comment