Sunday 10 May 2015

Tahun Baru

Enam jam menyongsong tahun baru 2013. Langit baru. Awan hitam putih menghiasi langit. Seorang pemuda mengemudi kendaraan Avanza berwarna silver meluncur puluhan kilometer. Mobil itu hadiah paling berkesan dari panutannya, sang ayah. Pada saat ulang tahunnya ke tujuh belas.
Pikirannya mengingat peristiwa indah bersama teman-teman. Hatinya terhibur. Mereka bergelak tawa. Berkumpul mengadakan pesta kecil namun heboh. Ia mengedip-kedipkan mata. Tahu-tahu suara keras.
Bruakk… menghantam bamper mobil sisi kiri.
Apa yang baru kulakukan?
Suara itu membangunkan dirinya. Dua orang terkapar di trotoar. Berlumuran darah. Para saksi mata saling berbisik.
“Mobil itu seruduk dua wanita. Mereka jalan kaki di trotoar.”
“Mereka hanya pengguna jalan.”
“Kenapa bisa?”
“Bagaimana?”
“Mobilnya tiba-tiba belok ke kiri.”
“Iya. Laju lagi.”
Pemuda itu keluar terhuyung-huyung dan menghampiri korban.
***
Belakangan, pihak berwajib menguji kadar air seni miliknya di laboratorium. Polisi mengetahui kadar alkohol dalam tubuhnya tinggi. Mereka menciumi bau alkohol keluar dalam mulutnya. Pemuda itu mangaku, ia baru pulang dari rumah temannya.
“Kamu bikin apa di rumah teman?”
“Kami ngadakan pesta malam tahun baru, Pak.”
“Dari jam berapa dan sampai selesai? Kapan?”
“Sebelas malam sampai dini hari.”
“Kamu ingat dini hari, jam berapa saat itu?”
“Mungkin sekitar jam dua.”
“Jadi kamu tidak tidur?”
“Iya.”
“Kamu sama sekali tidak tidur.”
“Mungkin ada 2-3 jam.”
“Jam berapa kamu pulang?”
“Jam 5 pagi.”
“Kamu tahu kejadiannya jam berapa?”
“Tidak tahu,Pak.”
“Kamu minum alkohol?”

Sesampai berita ini terdengar ke telinga keluarga si pemuda itu, sang ayah, konglemerat datang sempoyongan bersama pengacaranya ke kantor polisi. Ia sendiri belum pernah menginjakkan kaki ke dalam kantor polisi. Paling ia menyuruh suruhan untuk mengurus hal-hal sepele. Taklah sampai begini ia harus tangan sendiri.
Sehari berikutnya, sang ayah menyambangi ke rumah korban kecelakaaan yang tertabrak oleh anaknya. Ia datang meminta maaf dan membawa buah-buahan.
Mungkin melihat ketulusan sang ayah dan ia berjanji akan mengganti semua tanggungan biaya pengobatan. Mereka tak mau menuntut. Kalaupun menuntut akan memerlukan uang banyak. Mereka sudah ikhlas.
Masa tahanan sudah 2 minggu.
Si pejabat mengirim anaknya ke luar negeri. Menyekolahkan dia di perguruan yang terkenal.

*

No comments:

Post a Comment