Tuesday, 20 June 2017

Novel: Warung Ngopi Bab 11



Bab sebelumnya: 


Keyakinan Tomi



Tomi memandang seseorang di depan minimarket. Ia berani menepuk pundaknya karena ia yakin mengenal orang tersebut. “Hei, Allan!”
Allan terperanjat. Bukan masalah siapa yang menepuk tiba-tiba melainkan orang itu adalah Tomi, “Kamu!” Ia seakan tak percaya diperlakukan seperti itu.
Entah hari ini hari sialkah. Kesabaran Allan sedang diuji.
“Allan? Atasan Tomi menaikkan alis.

Tuesday, 30 May 2017

Novel: Warung Ngopi Bab 10


Bab sebelumnya: Novel Warung Ngopi Bab 9


Single Espresso


Allan menunduk di depan pintu utama. Di samping pintu bertengger blackboard. “Besok ada menu baru, sudah stok bahan?” tanya lelaki itu kepada Uki. Bosnya mencalar-calar kapur tulis di papan. Ia menulis sebuah pengumuman untuk pertemuan yang diadakan hari Rabu mendatang.

Sunday, 16 April 2017

Novel: Warung Ngopi Bab 9


Bab sebelumnya: Novel Warung Ngopi Bab 8


Kopi Adalah Manis


Gambar. Coret. Gambar. Coret-coret lagi. Tomi mencakar doodle art di stick notes-nya.
Warung Ngopi dibuka sejam lalu. Sela waktu senggang ia duduk di salah satu meja dekat counter sekedar menumpahkan ide yang nangkring di kepala ke bentuk sketsa.
Gee mendatangi Tomi, “Tom?”
“Ngg,” jawab Tomi, menunduk ke atas stick notes.
“Aku mau minta tolong?”
“Katakan.”
“Temanin aku. Mau?”

Wednesday, 29 March 2017

Novel: Warung Ngopi Bab 8



Bab sebelumnya: Novel Warung Ngopi Bab 7


Coffee Bloom


“Kak, mana baju yang...” Gellyta menoleh, “Kakak...”
Bahu Gee menunduk lesu bagaikan padi merunduk. Matanya menatap seseorang di refleksi kaca. Tapi tak fokus.
“Woi, ibuuuu!”
Gee terperanjat. “Ogah dipanggil ibu. Kamu panggil aku Ibu atau Bu. Jangan ingatkan aku pada dia. Sebel!”
Tomi sering kali mengajak Gee bercandaan dengan memanggilnya ibu, kakak ketika ia berada di counter menyodori orderan.
“Aku harus panggil apa, Mbah, Po Po?”

Friday, 3 February 2017

Novel: Warung Ngopi 7


Bab sebelumnya: Novel Warung Ngopi Bab 6

Latte Art, Tomi!


Gellyta dari kamarnya pindah ke kamar Gee, mengamati kakaknya tersenyum sendirian sambil mantengi Blackberry. Mulai hari ini ia tinggal di Tarakan. Ia datang ke mari berinisiaif menemani kakaknya yang seorang diri. Gee masih tak tahu alasan pasti Gellyta datang kemari. Ngakunya sih kangen sama Gee.
“Ngapain kakak tuh?” pikir Gellyta, sudut matanya mengawasi Gee dari refleksi cermin. Sang kakak senyum-senyum sendiri.

Saturday, 7 January 2017

Warung Ngopi Bab 6


Bab sebelumnya: Novel Warung Ngopi Bab 5


Custom Menu


Keesokan hari.
Seorang perempuan 27 tahun. Make up–nya dilapis tipis. Rambut digerai. Blouse putih panjang dengan short pants, vest bercorak flower dan... boots.
Ia menuju ke outdoor Warung Ngopi, mengambil tempat di meja bundar dan kursi kayu bercat putih susu. Dekat railing tangga. Perempuan itu begitu duduk, menyilangkan kaki. Menarik perhatian pelayan di situ.

Wednesday, 14 December 2016

Novel: Warung Ngopi Bab 5



Bab sebelumnya: Novel Warung Ngopi Bab 5


Latihan Cupping


Di bawah langit, tengah bukit berdiri rumah kecil berpondasi kayu yang bertahun-tahun. Tinggal seorang ibu beserta anak. Sang ayah alami serangan jantung mendadak. Meninggalkan warisan rumah dan uang tabungan yang diputar jadi usaha. Perempuan itu menjual masakan di warung. Ia beli rumah di tepi jalan berukuran 6x4 meter.