Allan
menunduk di depan pintu utama. Di samping pintu bertengger blackboard.
“Besok ada menu baru, sudah stok bahan?” tanya lelaki itu kepada Uki. Bosnya
mencalar-calar kapur tulis di papan. Ia menulis sebuah pengumuman untuk
pertemuan yang diadakan hari Rabu mendatang.
Tuesday, 30 May 2017
Sunday, 16 April 2017
Novel: Warung Ngopi Bab 9
Gambar. Coret. Gambar. Coret-coret lagi. Tomi mencakar doodle art di stick notes-nya.
Warung Ngopi
dibuka sejam lalu. Sela waktu senggang ia duduk di salah satu meja dekat counter sekedar menumpahkan ide yang
nangkring di kepala ke bentuk sketsa.
Gee mendatangi
Tomi, “Tom?”
“Ngg,” jawab
Tomi, menunduk ke atas stick notes.
“Aku mau
minta tolong?”
“Katakan.”
“Temanin aku.
Mau?”
Wednesday, 29 March 2017
Novel: Warung Ngopi Bab 8
“Kak, mana baju yang...” Gellyta menoleh, “Kakak...”
Bahu Gee
menunduk lesu bagaikan padi merunduk. Matanya menatap seseorang di refleksi
kaca. Tapi tak fokus.
“Woi,
ibuuuu!”
Gee
terperanjat. “Ogah dipanggil ibu. Kamu panggil aku Ibu atau Bu. Jangan ingatkan
aku pada dia. Sebel!”
Tomi sering
kali mengajak Gee bercandaan dengan memanggilnya ibu, kakak ketika ia berada di
counter menyodori orderan.
“Aku harus
panggil apa, Mbah, Po Po?”
Friday, 3 February 2017
Novel: Warung Ngopi 7
Gellyta dari kamarnya pindah ke kamar Gee, mengamati kakaknya tersenyum sendirian sambil mantengi Blackberry. Mulai hari ini ia tinggal di Tarakan. Ia datang ke mari berinisiaif menemani kakaknya yang seorang diri. Gee masih tak tahu alasan pasti Gellyta datang kemari. Ngakunya sih kangen sama Gee.
“Ngapain
kakak tuh?” pikir Gellyta, sudut matanya mengawasi Gee dari refleksi cermin.
Sang kakak senyum-senyum sendiri.
Saturday, 7 January 2017
Warung Ngopi Bab 6
Seorang perempuan 27 tahun. Make up–nya dilapis tipis. Rambut digerai. Blouse putih panjang dengan short pants, vest bercorak flower dan... boots.
Ia menuju ke outdoor Warung
Ngopi, mengambil tempat di meja bundar dan kursi kayu bercat putih susu. Dekat railing tangga. Perempuan itu
begitu duduk, menyilangkan kaki. Menarik perhatian pelayan di situ.
Wednesday, 14 December 2016
Novel: Warung Ngopi Bab 5
Di bawah
langit, tengah bukit berdiri rumah kecil berpondasi kayu yang bertahun-tahun.
Tinggal seorang ibu beserta anak. Sang ayah alami serangan jantung mendadak.
Meninggalkan warisan rumah dan uang tabungan yang diputar jadi usaha. Perempuan itu menjual
masakan di warung. Ia beli rumah di tepi jalan berukuran 6x4 meter.
Friday, 4 November 2016
Cerita Rara dan Cerita Lainnya: #2
Musik
Tekno
Duduk-duduk nongkrong di
koridor kelas adalah tempat favorit kedua setelah Nando mengisi perut di kantin.
Asyik benar dia.
Nando mengamati Zank sedang mendengarkan sesuatu di earphone lalu Nando menghampirinya. Mencondongkan
kepala ke layar hape Zank.
Subscribe to:
Posts (Atom)