Thursday 5 December 2013

Curiga

Di sebuah Perumahan Palm Oasis. Abot, suami, 33 tahun sedang duduk di sofa kira-kira pukul 00.00.
Istri: (Mira, berusia 28 tahun membuka pintu kamar tidur) Baru pulang, MasAbot?
Suami: (Ia angguk kepala)
Istri: Mas belum masuk tidur?
Suami: (Di tangannya pegang sebuah gadget, hanya diam.)
Istri: Mas Abot!
Suami: (kedua jempolnya sibuk memencet keypad Blackberry)
Istri: Mas! Kamu dengar aku gak?   
Suami: (suaranya lirih) Apa?
Istri: Mas gak dengar tadi kan?
Suami: Apa yang kau bilang?
Istri: (kesal) Gak jadi. Kamu BBM sama siapa?
Suami: Teman kerjaku.
Istri: Siapa?
Suami: Dody.
Istri: (mulai marah) Bohong! Pasti perempuan kan?
Suami: (Berpaling ke istrinya) Astaga! Dody, teman kerjaku. Masak lupa?
Istri: ( berjalan mendekati ruang tamu) Beberapa minggu ini, kau sibuk sama BB-mu. Aku jadi curiga sama kau. Tiap malam, kadang kau senyum-senyum sendiri. Kau selingkuh dariku. (Suaranya meninggi) Iya, kan?
Suami: (Abot menengadah ke atas) Gak ada.
Istri: Ahhh... Bohong.
Suami: Aku BBM-an sama Dody, yang pernah bawa kita travelling ke Labuan Bajo?
Dalam hatinya berkobar api amarah, Ia tak mampu menahan emosi. Memandang tajam pada suaminya. Ia mencoba merampas BB dari genggaman suamiya.
Suami: (kaget karena tanpa ia duga. Namun Abot sigap. Segera ia berdiri. Bagaimanapun seberapa kuatnya dia, bila posisinya tak mendukung akan goyah)
Suami: (mempertahankan BB-nya) Mira, kenapa kau? Ok. Kuperlihatkan BBM-ku. Jika masih tak percaya.
Mira menambah satu tangannya lagi. Ia menarik BB itu.
Istri: Enggak!
Suami: Lepas, Mira!
Keduanya saling tarik-menarik merebut BB.
Suami: Kau mau ngapain BB-ku? Sini!
Istri: (menggeleng-geleng kepala) Tidak. Pria mxxxxx!
Suami Apa kau bilang?
Mira berusaha menahan BB dalam genggamannya.
Istri: Apa? Salah? Pernikahanku dulu dengan Rama, ada Widy. Kita sudah 1 tahun, Mas Abot. Belum lagi punya anak. Kalau bukan kamu mxxxxx. Apa lagi?
Suami: Mira! (Suaminya naik darah) Tolong hentikan omong kosongmu!
Istri: Laki-laki mxxxxx cari perempuan luar.
Suami: Coba kau bilang lagi!
Istri: (pekik istrinya) Suamiku manxxx!
Suami: Keterlaluan kau!!!
Tangan kanan Abot menarik ke belakang diikuti badan istrinya. Maka lengan kekarnya mendorong bahu istrinya. Sekuat tenaga.
Istrinya terhuyung ke belakang. Ia oleng, lehernya terhantuk pada meja kaca ruang tamu. Praaang…
Leher kirinya tersayat oleh pecahan kaca meja. Lumuran darah segar mengucur deras. Merembes di lantai keramik.
Suami kalut, bingung. Ia mengacak rambut. Berlutut di samping tubuh istrinya. Menekan aliran darah di leher istrinya. Katup jantungnya berdetak kencang, memompa berkali-kali lipat dari hitungan normal. Ia tak tahu mesti berbuat apa. Pikirannya belum jernih. Hanya terdiam sejenak.
Suami: (berlari keluar menghampiri petugas sekuriti sambil teriak) Tolong! Tolong, Pak Satpam!
Petugas Sekuriti: Ada apa?
Suami: Tolong ke rumah saya!
Setiba di ambang pintu, Matanya membelalak lebar. Istri Abot tergeletak bersimbah darah.
Petugas Sekuriti: Ya Tuhan!!!
Dua lelaki itu mencoba menghubungi rumah sakit dan klinik terdekat. Mendatangkan mobil ambulans. Namun, lembaga kesehatan itu tak dapat menyanggupi.
Apa daya, hingga sang istri meneteskan darah-darah terakhir.
Warga setempat mulai mengerumuni depan rumah Abot. Tidur lelap mereka terganggu dengan teriakan bantuan dari Toni.

Tak lama kemudian, petugas polisi dan tim identifikasi Polrestabes Surabaya untuk mengolah tempat kejadian perkara. Setelah itu menginterogasi tetangga Abot.
Petugas Polisi (mengeluarkan buku catatan kecil di saku) Kapan suami istri ini tinggal di sini?
Pemilik Rumah: 15 Maret. Kontrak dua tahun saja. Tapi baru bayar setahun. Saya kaget sekali, Pak.
Petugas Polisi: (sambil menulis di buku kecil) Bagaimana hubungan pasutri?
Tetangga 1: Mereka tuh gak pernah berkumpul dengan kami. Selama tinggal di sini.
Tetangga 2: Menurutku suami istri itu harmonis kok.
Tetangga 2: (berpikir seketika) Aku gak pernah dengar keduanya bercekcok. Berangkat kerja selalu barengan.
Tetangga 3: Iya. Lihat mereka di saat-saat jam berangkat kerja pukul 07.00 dan pulang jelang malam.
Petugas Polisi: Siapa yang kerja, apakah istri juga pergi bekerja?
Tetangga 3: Suami istri, Pak.
Pukul 02.00, jenazah korban dibawa ke Instalasi Forensik RSUD dr. Soetomo. Suami korban di giring ke kantor polisi.

Di kantor Satreskrim Polrestabes, Dody menjenguk teman kerjanya. Ia sekaligus diminta kesaksian.
Petugas Polisi 2: Apakah Anda yang berkomunikasi lewat BBM dengan Abot.
Teman Kerja Abot: Saya memang ada BBM dengan Abot semalam.
Teman Kerja Abot: Saya tidak menduga dengan kejadian seperti ini. Hubungan mereka akur saja. Tak punya masalah setahu saya. Terakhir BBM-an, saya tak melihat dia dalam masalah.

Pada pertemuan Abot dengan Dody di sel.
Dody: Aku tak menduga dengan peristiwa ini. Sampai sekarang sulit kupercaya.
Abot: Aku menyesal. Apa yang telah kuperbuat.



No comments:

Post a Comment